Hubungan Paritas, Jarak Beranak, dan Jenis Kelamin Terhadap Bobot Lahir Anak Sapi Limousin di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas
DOI:
https://doi.org/10.36665/jpm.v3i2.447Keywords:
parity, calving distance, sex, birth weight, Limousin cowsAbstract
This study aims to determine the relationship between parity, calving distance, gender, and birth weight of Limousin calves at BPTU-HPT Padang Mengatas. The material for this research is recording data from 29 Limousin cattle consisting of parities I, II, and III which are kept at BPTU-HPT Padang Atasas. The method used in this research is the case study method and sampling was carried out using purpose sampling. Data was obtained by looking at the recording records for Limousin cattle at BPTU-HPT Padang Mengatas. The variables observed were parity, birth spacing, and gender as variable variables and birth weight as a fixed variable. Data analysis used multiple linear regression and processing using the SPSS 22 for Windows program to look for variables that were strongly related to birth weight. The results showed that the average birth weights at parity I, II, and III were 32.34 kg, 42.17 kg, and 44.14 kg. The increase in birth weight occurred starting from parity II and III amounting to 12.22% and 12.79%. The average calving distance between Calving Interval I and Calving Interval II was 588.79 days (19.62 months) and 550.41 days (18.35 months). The percentage of female calves at parity I and II was 51.72% while the percentage of male calves was 48.28%. At parity III the percentage of male calves was 37.93% while female calves were 62.07%. Based on the correlation results, an r-value of 59.2% shows that the variables tested have a strong relationship. This means that there is a correlation between parity, birth spacing, gender, and birth weight. X1 + X2 + X3
References
AAK. 1990. Sapi Potong dan Kerja, Penerbit Kanisius, Girisonta.
Affandhy, L., A. Rasyid dan N. H. Kreshna. 2010. Pengaruh Perbaikan Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong Terhadap Kinerja Reproduksi Induk Pascaberanak (studi kasus pada sapi induk PO di Usaha Ternak Rakyat Kabupaten Pati Jawa Tengah). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010, Pasuruan.
Balkely, J. dan D. H. Bade, 1991. Ilmu peternakan. 4th ed. Terjemaahan Bambang Srihandono. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Berry DP, Cromie AR. 2007. Artificial Insemination Increases The Probability of A Male Calf in Dairy and Beef Cattle. Theriogenology 67: 2 (346-352)
Blakely, J., dan D.H. Bade. 1991. The Science of Animal Husbandry. 3 ed. Reston Publishing Company, inc. Reston, Virginia A. PrenticeHall Company.
BPTU-HPT Padang Mengatas. 2012. Buku Profil Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Potong Padang Mengatas. Data BPTU-HPT Press, Payakumbuh. 2017. Data populasi sapi BPTU-HPT Padang Mengatas. BPTU-HPT Press, Payakumbuh
Direktorat Jendral Peternakan. 2012. Produksi daging menurut provinsi. http;//www.deptan.go.id. diakses pada tanggal 26 Desember 2017.
Djagra, I. B,. K. Lana dan K. Sulandra. 1977. Faktor faktor yang berpengaruh pada berat lahir dan berat sapih sapi bali. Denpasar: Prosiding Seminar Keahlian di Bidang Peternahan. Universitas Udayana.
Edey, T.N. 1983. Tropical Sheep and Goat Production. ACT Inc, Canberra.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Gordon, I. 1997. Laboratory Production of Cattle Embryos. Biotechnology in agriculture I1.I. Gordon (Editor) CAB International Wallingford.
Hadi, P.U. dan Ilham, N. 2002. Problem dan prospek pengembangan usaha pembibitan sapi potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 21 (4): 148-157.
Hafez. 1980. Reproduction in Farm Animal Second Ed. Lea Febiger. Philadelpia.
Haresigen, W. 1983. Sheep Production. First published butterths. London.
___________dan Sriwahyuningsih..2011. Penampilan Reproduksi Sapi Potong di Kabupaten Bojonegoro.Jurnal. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang
Kostaman, T. dan I. K. Sutama. 2005. Laju pertumbuhan kambing anak hasil persilangan antara kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada periode pra-sapih. JITV, 10: 106-112
Krzyzaniak LT, Hafez ESE. 1987. X and Y chromosome bearing spermatozoa. In: Hafez ESE, editor. Reproduction in Farm Animals. 5th ed. Philadelphia. Lea & Febiger.
Lestari, M. Z. 2011. Penampilan produksi induk sapi Brahman Cross (BX) yang diinseminasi buatan menggunakan semen berbeda di PT Lembu Jantan Perkasaserang Banten. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Luthfi, M., Y. N. Anggraeny dan Purwanto. 2011. Perbedaan Performan Reproduksi Sapi PO dan Brahman Cross di Berbagai Lokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
Markey, D. R., J. M. Screenan, J.F. Rochet and M.G. Diskin. 2000. The effect of progesterone alone or in combination with estradiol on follicular dynamyscs, gonadropin profile , and estrus in beef cows following isolation and restricted suckling. J. Anim. Sci. 78(7): 1917-1929.
Nalbandov, A.V. 1980. Fisiologi Reprroduksi pada Mamalia dan Unggas. Cetakan pertama. Edisi ketiga. UI-Pres, Jakarta.
Ningsih, S. S. 2017. Perbandingan Produktivitas Sapi Simmental dan Limousin di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas. Skripsi. Universitas Andalas. Padang
Nuryadi dan S. Wahjuningsih. 2011. Penampilan Reproduksi Sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin di Kabupaten Malang. Jurnal Ternak Tropika 12(1) ; 76-81.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Putra, S. 1999 . Peningkatan Performans Sapi Bali Melalui Perbaikan Mutu Pakan dan Suplementasi Seng Asetat .Disertasi. Program Pascasarjana, Insitut Pertanian Bogor, Bogor.
Rorie RW. 1999. Effect of timing of artificial insemination on sex ratio.Theriogenology 52: 1273–80.
Santosa, U 2003. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan keempat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwono, J. 2006. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sasroamijoyo, M. S dan Soeradji. 1990. Ternak Potong dan Kerja. Y . Asaguna. Jakarta
Siregar, S. B. 1983. Jenis Teknik Pemeliharaan dan Analisis Usaha Sapi Perah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suardi, H. 2011. Berat lahir dan sex ratio anak sapi Brahman Cross (BX) impor pada yang dipelihara di bila river ranch.Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makasar.
Sutan S. M. 2008. Memperpendek Jarak Beranak untuk Meningkatkan Populasi pada Sapi Potong.Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan UNAND. Padang
Tambing, S. N., M. Sarjubang, dan Chalidjah. 2000. Bobot lahir dan kinerja reproduksi sapi hasil Persilangan Bos Taurus X Bos Banteng. Seminar nasional peternakan dan veteriner. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Gowa, Gowa.
Thiruvenkadan, A.K., K. Chinnamani, J. Muralidharan and K. Karunanithi. 2008. Effect Non Genetic Factors on Birth Weight of Mecheri Sheep of India. Livestock Research for Rural Development.
Toelihere, 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
________1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak.Angkasa. Bandung.
Utomo, I. C., G. Ciptadi, dan M. Nasich. 2013. Birth weight and morphometric of 3-5 days ages of the Simmental-Simpo and Limousine-Simpo crossbreed produced by Artificial Insemination (AI). Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya, Brawijaya.
Utoyo. 2003. Strategi pembibitan sapi potong secara nasional. Pros. Seminar Nasional Pengembangan Sapi Potong Lokal. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. 2-10.
Vargas, C. A, olson, T. A, Chase. C. C, Hammond. Jr, A. C and Elzo. M. A. 1999. Influence of Frame Size and Body Condition Score on Perpormance of Brahman Catlle. J. Anim. Sci. 77 : 3140 -3149.
Vebi, A. 2015. Hubungan Paritas Terhadap Bobot Lahir Sapi Simmental Di BPTU-HPT Padang Mengatas. Skripsi. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh
Williamson, G dan W. J. A Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Winugroho, M. 2002. Strategi Pemberian Pakan Tambahan UntukMemperbaiki Efisiensi Reproduksi Induk Sapi. Balai Penelitian Ternak. Jurnal litbang pertanian 21 (1); 19-23.
